Indonesia merupakan negara yang pernah dijajah oleh beberapa negara, penjajahan yang dilakukan berbagai negara tersebut membuat banyak rakyat indonesia tertindas dan diperbudak selama sekian tahun sampai akhirnya rakyat indonesia memutuskan untuk memberontak dan membalas tindakan para penjajah.
Perlawanan rakyat indonesia akan penjajah yang mengusik kekayaan dan sumber daya alam indonesia menyisakan banyak kenangan dan pahlawan-pahlawan yang berjasa atas perlawanannya terhadap berbagai negara dan mengubah negara indonesia menjadi negara Republik Indonesia. Tidak sedikit pula korban yang diterima oleh indonesia ketika melawan para penjajah yang hanya berbekal senjata tradisional indonesia. Namun peninggalan sejarah dari jaman pejajahan dahulu masih tetap ada di indonesia dan menjadi kenangan akan masa-masa kelam dahulu.
Tetapi bagaimana jika ada sosok berdarah penjajah yang cinta dengan indonesia. Hal tersebut tentunya menjadi suatu kebangaan dimana seorang penjajah yang harusnya menjajah sebuah negara justru mencintai dan menyukai negara tersebut entah karena kebudayaannya, kerakyatannya, dan bahkan kecantikan para wanita indonesia. Seperti halnya 4 Penjajah ini, Mereka merupakan sosok penjajah yang cinta mati pada indonesia. Saking cintanya pada negara indonesia para penjajah ini rela meninggalkan negaranya sendiri untuk tinggal di negara indonesia entah karena kecantikan gadis indonesia ataupun hatinya sudah satu hati dengan indonesia. Nah mau tau siapa saja sosok-sosok berdarah penjajah yang cinta mati pada indonesia, Berikut Ulasannya :
Sosok Berdarah Penjajah Yang Cinta Mati Pada Indonesia
Douwes Dekker - Berdarah Penjajah Tapi Hati Indonesia
Tak ada yang menyangkal kalau Douwes Dekker adalah seorang pria keturunan Belanda. Meskipun begitu, semua orang menghargai jasa-jasa beliau yang amat penting bagi Indonesia. Douwes Dekker memulai kiprahnya dengan melanglang buana sejak muda untuk membenahi apa yang menurutnya tak pantas. Misalnya ikut Perang Boer di Afrika Selatan gara-gara tak terima perlakuan Inggris terhadap para petani, hingga deretan konflik lainnya di tempat yang berbeda-beda.
Merasakan penjara ibarat sarapan pagi untuknya. Bahkan bisa dibilang setengah hidupnya dihabiskan di tempat kumuh tersebut. Ia pernah mendekam di Sri Lanka, Belanda, San Fransisco, London dan Suriname. Ini semua gara-gara Douwes Dekker memang sangat vokal terhadap kesenjangan yang ditunjukkan kaum imperialis ketika itu. Saking beratnya hukuman, ia bahkan pernah buta ketika ditahan di Amsterdam.
Kiprahnya bagi Indonesia sangat penting. Ia adalah anggota Tiga Serangkai kebanggaan Indonesia dengan dua orang karibnya Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara. Ia juga yang melatar belakangi berdirinya Indische Partij. Momen paling mengharukan seorang Douwes Dekker adalah ketika ia bisa menyelundupkan dirinya dari Amsterdam ke Indonesia. Momen itu bertepatan dengan merdekanya negeri ini. Semangat nasionalismenya begitu membuncah padahal darahnya adalah Belanda.
Princen Poncke - Mengkhianati Bangsanya Demi Indonesia
Apa jadinya jika seorang tentara andalan Belanda malah justru berbalik membela bangsa yang dijajahnya untuk kemudian mengusir negaranya sendiri? Terkesan sangat drama, namun hal tersebut benar-benar dilakukan oleh seorang tentara bernama Princen Poncke. Sejak pertama kali menjejakkan kakinya di Indonesia, ia merasa ada sesuatu yang salah dengan apa yang dilakukannya. Sejenak Princen terkenang akan Nazi yang pernah menginjak-injak Belanda.
Batin Poncke pun makin tak terima ketika ia diharuskan melakukan aksi keji kepada penduduk pribumi. Pada puncak kekesalannya, ia pun kabur dari detasemennya untuk kemudian bergabung dengan TNI. Kecintaannya terhadap Indonesia dimulai saat melihat raut wajah para pejuang yang sangat ingin merdeka. Ketika itu ia bersumpah akan membawa negara ini meraih kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kiprah Princen berbuah manis. Pertarungan demi pertarungan dimenangkannya bersama pejuang lainnya. Hingga pada akhirnya ia pun menasionalisasi dirinya dengan berpindah kewarganegaraan. Ia bahkan mendapatkan sebuah lencana dari Presiden Soekarno. Setelah lepas masa perjuangan, sosok satu ini masih berjuang kali ini dengan mendirikan banyak LSM yang berkutat pada masalah HAM.
Shigeru Ono - Menolak Pulang dan Membantu Indonesia Merdeka
Ketika Perang Dunia II usai, Jepang yang berada di pihak kalah harus segera mengungsikan para pasukannya di negara-negara jajahan, termasuk pula Indonesia. Namun menariknya, ternyata tak semua mau kembali ke Jepang. Beberapa justru ingin menetap dan membantu rakyat memperjuangkan kemerdekaannya. Nah, salah satu dari banyak prajurit Jepang memutuskan untuk tinggal adalah Shigeru Ono.
Bergabungnya Ono dengan TNI adalah sebuah berkah. Ia merupakan pejuang militan yang tak kenal takut. Bahkan ia sampai kehilangan sebelah tangannya, namun hal tersebut tak menghentikan perjuangannya membela negara ini. Setelah perang usai, Ono pun tetap tinggal di Indonesia dan menikahi wanita pribumi.
Namun, akhir-akhir ini Ono mengungkapkan kekesalannya dengan negara ini. Ya, kasus korupsi yang menggila beberapa waktu belakangan membuat ia muak. Ono bahkan merasa jika perjuangannya sama sekali sia-sia. Meskipun begitu ia tetap berharap banyak. “Indonesia itu maju, lebih kuat, secara internasional, itu harapan,” ungkap Ono ketika ditanya tentang harapannya untuk bangsa ini.
Fukuda - Tentara Lemah Lembut yang Jatuh Cinta Kepada Gadis Pribumi
3,5 tahun di Indonesia mungkin terasa sebentar bagi Jepang, tapi sangat lama bagi kita. Ya, waktu sepanjang ini lebih dari cukup untuk merasakan kekejaman Jepang yang melegenda itu. Namun lagi-lagi, tidak semua orang Jepang yang ada di Indonesia kejam. Beberapa mereka juga sangat menyayangi negeri ini dan apa yang ada di dalamnya.
Cerita tentang Fukuda, sang tentara Jepang muda mungkin tak banyak yang tahu. Tapi, kisah ini diceritakan turun temurun oleh orang-orang tua di Hokeng, Flores Timur. Dikisahkan, tentara Fukuda ini mencintai seorang gadis pribumi, namun lewat jalan normal tanpa satu pukulan atau bentakan yang dilakukannya. Hal ini tidak normal, karena biasanya tentara Jepang kejam-kejam.
Singkat cerita, cinta Fukuda tak terbalas lantaran si gadis ini ternyata sudah punya suami. Uniknya, Fukuda justru tak marah. Ia malah melepaskan sang dambaan hati sambil tak lupa mengatakan, “silakan jika itu pilihanmu.” Kisah ini seakan membuka tabir kelam kekejaman Jepang yang ternyata tak semuanya seperti apa yang sering kita duga.
Baca Juga :
loading...
0 Response to "4 Orang Penjajah Yang Cinta Indonesia"
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung Dan Membaca Artikel Sederhana Ini :
> Silahkan Berkomentar Sesuai Topik Pembahasan
> Tidak Menerima Link Aktif Maupun Spam